Subscribe

Your Ads Here
73745675015091643

LAPORAN KNM PERTANIAN JAGUNG


KATA PENGANTAR

            Penyusun panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan KNM ini tepat pada waktunya. Laporan ini adalah laporan kelompok dalam kegiatan KNM di Desa Sukamaju Kecamatan Lemahsugih Kabupaten majalengka.
            Dalam penyusunan laporan ini penyusun banyak dibantu oleh berbagai pihak, maka dari itu pada kesempatan ini ijikanlah penyusun menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1.      Prof. Dr. H. A. Yunus , Drs, SH, M.Si  selaku rektor Universitas Majalengka.
2.      Bapak Masduki, Ir, M.Si selaku ketua panitia KNM yang telah memberikan arahan-arahannya kepada penulis.
3.      Bapak Drs. H. Rosyad, Mpd selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dari mulai akan di selenggarakannya kegiatan KNM sampai pembuatan laporan ini.
4.      Kepala Desa Sukamaju, Kaur Ekbang dan ketua LPM yang telah memberikan berbagai fasilitas dan kebutuhan sesesuai dengan program dan kegitan KNM.
5.      Segenap tokoh masyarakat Desa Sukamaju yang telah banyak membantu selama kegiatan KNM berlangsung dan memberikan masukan-masukan yang berharga sebagai bekal kiprah profesionalisme kami dalam melaksanakan tugas kedinasan dan kiprah pengabdian di masyrakat. 
Semoga amal baik yang telah diberikan kepada kami mendapat balasan yang berlipat dari Allah SWT.
Seperti kata pepatah " Tak Ada Gading Yang Tak Retak “ penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangannya baik dari segi penulisan penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangannya baik dari segi penulisan maupun penyusunannya. Oleh karena itu perlu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan pembuatan laporan di kemudian hari.
Penyusun berharap, semoga laporan ini bisa berguna bagi penyusun khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.      
                                               
                                                                        Sukamaju,         Juli 2011
                                                                                    Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
Sebagai tanaman serelia, jagung bisa tumbuh hampir di seluruh dunia. Jagung termasuk bahan pangan karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Sebagai salah satu bahan sumber bahan pangan, jagung telah menjadi komoditas utama setelah beras. Bahkan di beberapa daerah di indonesia, jagung di jadikan sebagai bahan utama, tidak hanya sebagai bahan pangan jagung juga dikenal sebagai sebagai salah satu bahan makanan ternak (pakan) dan bahan baku industri.
Sentra produksi jagung masih di dominasi di pulau jawa, yaitu sekitar 65%, sedangkan di luar pulau jawa sekitar 35% hingga tahun 2003. Produksi jagung di dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuha. Untuk menutupi kekurangannya, pemerintah mengimpor jagung dari beberapa Negara produsen. Padahal, sejak 2001 pemerintah telah menggagalkan sebuah program yang dikenal denga sebutan GEMA PELAGUNG (gerakan mandiri padi, kedelai dan jaging). Dengan adanya program tersebut, ternyata memang dapat memicu petani untuk meningkatkan produktifitasnya dan terbukti dapat meningkatkan produk jagung dalam negeri, tetapi tetap belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Jagung juga banyak ditanam oleh para petani di desa sukamaju yang di karenakan kondisi tanah dan iklim desa setempat mendukung untuk pertumbuhannya. Sehingga jagung merupakan komoditas yang kedua setelah tanaman padi.
Umumnya tanaman jagung yang di tanam adalah varietas hibrida nasional NT_10. Jagung ini di tanam sampai tua atau sampai warna bijinya kuning kecoklatan dan benar-benar sampai kering. Kemudian kalau sudah kering jagung siap di panen dan dapat diproduksi menjadi barang yang mempunyai nilai jual yang cukup tinggi dan ekonomis.

1.2.   Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat di idetifikasi permasalahan sebagai berikut :
1.      Bagaimana proses kegiatan kelompok tani Silih Asih dalam menerapkan teknologi serta meningkatkan produksi jagung di Desa Sukamaju
2.      Kendala apa saja yang dihadapi oleh kelompok tani Silih Asih dalam meningkatkan produksi jagung di Desa Sukamaju

1.3.   Tujuan dan Sasaran
1.3.1. Tujuan
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1.      Untuk memproleh pengalaman belejar melalui keterlibatan penulis ikut terlibat langsung dalam kegiatan pertanian,untuk menemukan serta permasalahan yang di hadapi oleh petani.
2.      Berperan serta aktif dalam kegiatan partanian dalam upaya menumbuhkan, mempercepat pembangunan berdasarkan ilmu pengetahuan, teknologi serta seni sebagai bahan penelitian, mengarahkan kedudukan status sosial, adat istiadat dan kebudayaan yang menyimpang kearah yang lebih baik tanpa merusak keaslian sejarah desa tersebut.
1.3.2. Sasaran
1)      Sasaran langsung
Kelompok sasaran adalah kelompok tani ( pelaku utama) beserta keluarganya.
2)      Sasaran tidak langsung
-          Seluruh anggota keluarga dan anggota lain yang tinggal bersama dengan petani (pelaku utama)
-          Tokoh masyarakat
3)      Sasaran wilayah
Desa/kelurahan, kampung/dusun, pengurus/anggotanya
4)      Wadah pembentukan kelompok tani
Wadah pemmbentukan kelompok tani ialah diadakan kontak tani

1.4.   Metode Dan Teknik Pengumpulan Data
1.      studi kepustakaan,yaitu teknik yang berhubungan dengan masalah yang di teliti
2.      studi lapangan,yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara langsung dilapangan untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan jalan melalui :
a)      observasi yaitu mengadakan pengamatan langsung dilapangan dengan mencatat semua kegiatan yang sedang dilakukan.
b)      wawancara yaitu pengumpulan dat dengan berkomunikasi langsung guna memperoleh keterangan yang berhubungan dengan yang sedang di teliti.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Kelompok Tani
2.1.1    Pengertian 
Kelompok tani adalah kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan keakraban dan keserasian, serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian untuk bekerjasama meningkatkan produktivitas usaha tani nelayan dan kesejahteraan anggotanya. Kelompok tani merupakan lembaga yang menyatukan para petani secara horizontal, dan dapat dibentuk beberapa unit dalam suatu desa. Kelompok tani juga dapat dibentuk berdasarkan komoditas, areal pertanian, dan gender (Sahyuti, 2008). Di dalam kelompok tani terdapat lembaga pertanian yaitu norma atau kebiasaan yang terstruktur dan terpola serta dipraktekkan terus menerus untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat yang terkait erat dengan penghidupan dari bidang pertanian di pedesaan.

2.1.2    Ruang lingkup
Kegiatan kelompok tani mempunyai ciri-ciri atau sasaran lain untuk mewujudkan sumber daya manusia yang tangguh yaitu pembangunan petanian, diantanya memusatkan perhatian kepada sektor pertanian supaya lebih maju dan terampil dalam usahanaya serta bersama-sama mewujudkan sumber daya pangan khususnya padi (Oriza sativa.L) yang lebih baik.

2.1.3    Tujuan
I)   Umum
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan sikap petani dan membina tumbuh kembangkan secara optimal supaya sektor pertanian lebih maju sehingga dapat membangun pertanian ke arah yang lebih baik di masa yang akan datang khususnya padi sawah (Oriza sativa.L) karena padi merupakan sumber pangan yang pokok bagi penduduk Indonesia meskipun ada beberapa penduduk Indonesia makanan pokoknya jagung, sagu dll tetapi secara garis besar penduduk Indonesia makanana pokoknya beras.
2)      Khusus
a.       Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran petani tentang proses tumbuh kembangnya pertanian khusunya usaha tani padi sawah.
b.      Menyelenggarakan kegiatan kelompok tani secara sektoral dan sesuai dengan program sehingga petani dapat memahami dan memotivasi supaya lebih baik lagi.

2.1.4    Sasaran
I)   Sasaran Langsung
Kelompok sasaran gerakan kelompok tani adalah petani (pelaku utama) beserta keluarganya.
2)      Sasaran Tidak Langsung
-          Seluruh keluarga dan angggota keluarga lain yang tinggal bersama dengan petani (pelaku utama)
-          Tokoh masyarakat.
3)      Sasaran wilayah
      Desa/Lelurahan, Kampung/ Dusun, Pengurus / Anggotanya
4)      Wadah pembentukan Kelompok Tani
      Wadah pembentukan kelompok tani ialah diadakan kontak tani,

2.1.5    Teknik sasaran melalui komunikasi
1)      Materi yaitu teknik penyampaian sesuatu yang disampaikan dalam komunikasi yang menyangkut ilmu dan teknologi yang bersifat teori.
2)      Metoda yaitu teknik penyampaian materi penyuluhan yang dilaksanakan oleh petugas penyuluh atau pengurus kelompok tani kepada petani dan anggotanya.
a)      Berdasarkan teknik Penyampaian Komunikasi 
(1)         Metoda langsung yaitu berhadapan langsung
(2)         Metoda tidak langsung yaitu melalui radio. TV
b)      Berdasarkan Teknik Sasaran 
(1)         Metoda perorangan, kelompok dan masal 
c)      Berdasarka Demokrasi
3)      Media yaitu peramntara yang menghubungkan penyuluh/sumber infotmasi dengan petani sebagau sasaran.        

2.2        Kegiatan Usaha Pembangunan Pertanian khusunya pada jagung Hibrida (Zea mays L.) melalui program kelompok tani salah satunya bentuk pendidikan.
2.1.1    Konsep pendidikan luar sekolah
Pendidikan merupakan usaha yang sangat utama dalam pembangunan karena masa depan bangsa tergantung dati barhasil tidaknya pendidikan kita. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa di negara ini bayak sekali di adakan usaha-usaha pendidikan baik oleh pemerintah maupun swasta.
Dalam hal ini seperti apa yang di tegaskan dalam GBHN (1999 : 153) menyebutkan : “Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah” (GBHN, 1999 : 153).
Hal ini mengandumg pengertian bahwa pendidikan tidak hanya di laksanakan dalam lingkungan pemerintah saja tetapi juga pendidikan dilaksanakan oleh swasta atau masyarakat dengan demukian bahwa pendidikan yang dikembangkan tidak hanya persekolahan tetapi juga pendidikan luar sekolah.
Usaha dikelola dengan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang bedasarkan pancasila dengan tujuan sebagaiman yag disebutkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional ( 2003 : 7, yang berbunyi : “Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan bangsa dan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan yang mantap dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan  dan juga kebangsaan.
Mengenai kebijakan pendidikan yang ada di negara kita terbatas pada ruanglingkup persekolahan saja ( Pendidikan formal), akan tetapi berlangsung juga pendidikan dengan sisttem di luar persekolahan yang dikenal dengan pendidikan seumur hidup (long life education) yang artinya pendidikan itu tidak hanya berlangsung di sekolah saja ttapi juga diselenggarakan di luar sistem persekolahan.
1)      Pengertian Pendidikan Luar sekolah
      Bagian internal dari sistem pendidikan nasional. Secara garis besar pendidikan luar sekolah dapatdi artikan sebagai suatu kegiatan yang terorganisir dan ridak tebatas waktunya.
2)      Tujuan Pendidikan Luar sekolah
Pendidikan luar sekolah dengan sifat fleksibelnya yang di miliki dapat di atur dalam pelaksanaannya sesuai dengan tujuan yang tidak terbatas dari tujuan pendidikan luar sekolah, adapun tujuannya adalah :
(1)     Jangka pendek dan khusus untuk memenuhi kebutuhan belajar jangka pendek yang didefinisikan  karena pendidikan, keterampilan dan sikap yang diperlukan. 
(2)     Kegiatan ini bukan menekan untuk pemilikan ijasah tetapi hasil kegiatan ini dirasakan nilainya bagi kehidupan petanian khususnya pembangunan petanian yang optimal dan lebih maju.
3)   Sasaran Pendidikan Luar sekolah
               Dari pembahasan pengertian dan tujuan pendidikan luar sekolah tersebut yang ada di atas, dapat kita ketahui sasaran pendidikan luat sekolah. Adapun sasaranya adalah semua anggota petani yang tidak mempunyai modal atau faktor produksi dan tidak memahami kulture pertanian serta tidak mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan persekolahan, anggota masyarakan yang ingin menambah pengetahuan, keterampilan dan sikap tentang pertanian.
2.3    SK Menteri Pertanian No. 93/Kpts/OT. 210/3/97, Tanggal 18 Maret 1997, pengertian yang berkaitan tentang petani dan kelompoknya adalah sebagai berikut : 
1)      Petani adalah Pengelola Usahatani dan atau usaha penangkapan ikan, yang meliputi petani, pekebun, peternak
2)      Kelompok Tani adalah Kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan keakraban dan keserasian, erta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumber daya pertanian untuk bekerja sama meningkatkanproduktivitas usahatani dan kesejahteraan anggotanya
3)      Kontak Tani adalah Ketua kelompok tani yang dipilih dari anggota dan oleh anggota kelompok berdasarkan musyawarah
4)      Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah Kumpulan dari beberapa kelompok tani yang mempunyai kepentingan yang sama dalam pengembangan komoditas usaha tani tertentu untuk menggalang kepentingan bersama, atau merupakan suatu wadah kerjasama antar kelompok tani dalam upaya pengembangan usaha yang lebih besar.
2.4  Peranan Kelompok Tani Sebagai Subsektor Pembangunan Pertanian
Pertama - taman perlu di kemukana pengertian dari kelompok tani. Istilah kelompok tani dapat di temukan dalam satu naungan di bidang petanian, walaupun tidak langsung tersirat istilah atau sebutan kelompok tani namun katekteristik yang di maksud tercermin dalam pengertian yaitu suatu wadah kerjasama dalam membangun pertanian ke arah yang lebih baik serta  untuk mencapai tujuan kelompok.
Bertolak dari istilah kelompok tani di atas, anggota kelompok tani dan pengurusnya mempunyai tugas dan peran masing-masing. Adapun itu, yaitu sebagai berikut :
1)      Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Kelompok Tani
Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan usahatani dan  wajib mengikuti dan melaksanakannya serta wajib bekerja sama dan akrab antar sesama anggota, penggurus maupun dengan petugas/penyuluh serta hadir pada pertemuan berkala dan aktif memberikan masukan, saran dan pendapat demi berhasilnya kegiatan usaha tani kelompok.
2)      Tugas dan Tanggung Tawab Pegurus Kelompok Tani             
Membina kerjasama dalam melaksanakan usahatani dan kesepakatan yang berlaku dalam kelompok tani dan bersama-sama membuat rencana kegiatan kelompok dalam bidang produksi, pengolahan, pemasaran dan lain-lain.

BAB III
TINJAUAN UMUM LOKASI KNM

3.1         Letak Geografis dan Keadaan Orbitras
              Desa Sukamaju merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Lemahsugih kabupaten Majalengka. Jarak dari desa Sukamaju ke Ibu Kota Kecamatan sejauh 8 KM dan ke arah Ibu Kota Kabupaten sejauh 45 KM sedangkan ke Ibu Kota Provinsi sejauh 110 KM.
              Secara administratif batas wilayah desa Sukamaju Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka adalah sebagai berikut :
1.        Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sinargalih dan Kalapadua
2.        Sebelah Selatan berbatasan dengan Kalapadua dan Sinargalih
3.        Sebelah Timur berbatasan dengan Kalapadua
4.        Sebelah Barat berbatasan dengan Padarek

3.2 Keadaan Wilayah
3.1.1 Keadaan tanah dan Topografi
              Luas Wilayah Desa Sukamaju 450 Ha yang terdiri atas lahan sawah dan pemukiman. Data tabel menunjukan bahwa proporsi penggunaan lahan sawah lebih besar dari lahan darat. Hal tersebut menggambarkan bahwa komoditas usaha tani di Desa Sukamaju lebih dominan komoditas lahan basah luas wilayah dan proporsi penggunaan lahan selengkapnya disajikan pada tabel sebagi berikut :
Tabel 1
NO
Uraian
Luas Lahan (ha)
%
1
Pemukiman
40

2
Pesawahan
410

3
Perkebunan
-


Jumlah
450


3.3 Keadaan Sosial Ekonomi
Keadaan Sosial Ekonomi Desa Sukamaju meliputi keadaan penduduk, sarana dan prasarana, dan kelembagaan sosial ekonomi
3.3.1 Keadaan Penduduk
              Jumlah penduduk Desa Sukamaju sampai dengan bulan Juli 2011 berjumlah 3250, yang terdiri dari 1500  laki-laki dan 1750 perempuan. Kepala Keluarga terdiri dari 848 orang.
3.3.2 Sarana dan Prasarana
              Sarana dan prasarana Desa Sukamaju terdiri dari sarana pendidikan dan sarana peribadatan. Sarana Pendidikan terdiri atas TK 1 buah, SDN 1 buah, Madrasah 1 buah. Sarana Peribadatan terdiri atas 1 buah mesjid dan 9 Mushola.
3.3.3 Kelembagaan Sosial Ekonomi
              Berdasarkan hasil penelitian kelompok kami kelembagaan sosial ekonomi yang ada di Desa Sukamaju diantaranya terdapat BPD (Badan pengawasan Daerah), Majelis Ta’lim, dan pos Kesehatan (Klinik Bidan).
3.4 Keadaan Pertanian
              Pertanian di Desa Sukamaju secara umum baik, terlihat dengan tersedianya air sebagai irigasi pesawahan yang begitu melimpah. Pertanian merupakan peklerjaan yang dominant dikerjakan oleh masyarakat Desa Sukamaju. Hasil pertanian unggul di Desa Sukamaju ini yaitu berupa hasil pangan.
              Dengan pengetahuan dan kesadaran ingin mengsejahterakan kehidupannya masyarakat Desa Sukamaju merambah sektor peternakan walaupun semua belum merupakan usaha komersial atau masih berupa usaha sambilan.
              Peran sektor peternakan bagi masyarakat Desa sukamaju berdasarkan wawancara langsung masyarakat dan peternak Desa Sukamaju dengan berdasarkan analisa penghasilan dan manfaat dalam sektor peternakan sangat membantu untuk menutup kebutuhan hidup :
1)        Tabungan yang bila perlu dapat mudah dijual
2)        Sebagai penyedia bahan pangan sumber protein hewani
3)        Menambah pendapatan rumah tangga
4)        Limbah bisa dijadikan pupuk kompos

Jumlah Pemilik dan Populasi Ternak Desa Sukamaju
Tabel 2
NO
KOMODITAS
PEMILIK / ORANG
POPULASI
1.
Sapi
42
85
2.
Kerbau
15
10
3.
Ayam kampung
600
3000
4.
Kambing
1
40
5.
Domba
150
750
Sumber : Data Dasar Survey KNM (Peternakan 2011)
              Komoditas perikanan yang diusahakan masyarakat Desa Sukamaju sangat bervariasi di antaranya ikan nila, mas, dan nilem. Pemeliharaan ikan pada umumnya dilakukan di kolam air tawar tenang dan mina padi.
3.5 Keadaan Pendidikan
              Ketersediaan pendidikan di Desa Sukamaju, telah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengikuti pendidikan formal. Namun demikian ketersediaan lembaga pendidikan hanya sampai tingkat Sekolah Dasar sehinggan mempengaruhi pertisipasi masyarakat dalam melanjutkan sekolah. Melanjutkan sekolah amat sangat penting karena sekolah merupakan salah satu komponen pengukuran IPM (Indeks Pembangunan Manusia).
3.6 Keadaan Mental Spiritual
              Masyarakat Desa Sukamaju merupakan masyarakat yang religius, hal tersebut telihat dari keberadaan sarana peribadatan dan kegiatan keagamaan yang sering dilaksanakan di setiap tempat peribadatan.
              Desa Sukamaju memiliki banyak tokoh agama dan mereka sangat berperan dalan kegiatan pemerintahan maupun sosial kemasyarakatan, sehingga kegiatan di Desa Sukamajubaik pemerintahan maupun kemasyarakatan sangat diwarnai oleh aspek religius atau keagamaan. Tokoh agama merupakan figure legimitator, sehingga keputusan musyawarah desa akan efektif jika tokoh-tokoh tersebut ikut terlibat dalam perumusan dan penetapan keputusan tersebut.
              Adanya sarana peribadatan yang cukup dan dengan aktivitas yang baik serta peranan tokoh dalam berbagai aktivitas pemerintah dan kemasyarakatan telah menciptakan iklim yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya anak-anak dan pemuda. Umumnya mereka telah memiliki pendidikan yang mendasar tentang keagamaan, sehingga dalam kegiatan keseharian anak-anak dan pemuda Desa Sukamaju tidak terlepas dari koridor keagamaan.


BAB V
PEMBAHASAN

5.1.   Media Pendukung Dalam Penanaman Jagung
5.1.1.      Tanah dan Iklim
  Tanah yang baik untuk bertanam jagung adalah yang bertekstur lempung berpasir. Stuktur tanahnya gembur dan kaya bahan organik. Derajat keasaman (pH) 5,5 – 7,6 dan pH optimal 6,8.
Kemiringan tanah tidak lebih dari 8%. Lokasi lahan di areal terbukaseperti halnya persawahan padi. Bebas dari genangan air dan tidak terendam air serta dapat diairi bila di perlukan.
Keadaan iklim di daerah yang akan dijadikan lahan bertaman jagung memiliki curah hujan 100 – 200mm/bulan dengan penyerapan merata, intensitas sinar 100%, temperature 13oC – 38oC. suhu optimum 24oC – 30oC. tinggi tempat 0 – 1.300 m dpl dan tipe iklimnya A – E oldeman.

5.1.2.      Pembibitan dan Penanaman
Pilihlah benih jagung hibrida atau yang berdaya hasil tinggi. Benih yang baik adalah yang bebas hama penyakit, daya tumbuh minimal 80%, sehat, bernas, tidak keriput, dan mengkilat. Kemurniannya terjamin, baik fisik (tidak tercampur kotoran) maupun genetiknya (tidak tercampur  varietas lain).
Untuk tanaman jagung hibrida hendaknya dipilih benih jagung bersertifikat label biru. Kebutuhan benih adalah 20 – 30 kg/ha. Sedangkan untuk jagung non-hibrida  hendaknya menggunakan benih label merah jambu dengan kebutuhan benih 30 – 40 kg/ha.
Sebelum benih jagung ditanam, tanah harus diolah terlebih dahulu. Tanah di cangkul atau di bajak dua kali sedalam  15 – 20 cm sampai cukup gempur. Gulma dan sisa tanaman dibenamkan dan tanah digaru sampai rata. Pengolahan tanah hendaknya sudah dilakukan satu minggu sebelum tanam.
Penanaman jagung perlu disesuaikan dengan topografi lahan, agroeko system, dan  anjuran Dinas Pertanian setempat.
Untuk lahan sawah irigasi bisa ditanam pada Musim Kemarau (MK) I dan MK II. Pada sawah tadah hujan, jagung bisa di tanam pada MK I, lahan kering pada MK I, lahan surut pada tipe B yang mendekati tipe C, tipe C, dan tipe D.
Kalau penanamannya dengan system surjan, maka penanaman jagung tergantung pada tempat yang akan ditanami. Bila ditanam pada tabukan, penanaman pada musim kemaraudan bila pada guludan penanaman jagung bisa dilakukan pada musim hujan  dan MK I. jarak tanam jagung tergantung pada varietas. Untuk jagung hibrida, jarak tanam bisa 75 x 25 cm atau 75 x 40 cm.
Cara tanam jagung adalah 1 – 2 biji dalam setiap lubang. Kedalaman lubang tanam antara 2,5 – 5 cm dan yang agak kering 5 cm. jumlah biji yang di tanam juga tergantung pada variates. Untuk non-hibrida per lubang tanam bisa 2 – 3 biji. Sedangkan untuk hibrida per lubang tanam bisa hanya satu biji.

5.1.3.      Pemupukan
Ada tiga jenis pupuk yang bisa digunakan untuk pertanaman jagung, yakni pupuk alam, pupuk buatan, dan pupuk hayati hasil bioteknologi E-2001 atau E-138. Pupuk alam yang bisa digunakan adalah pupuk kandang, kompos, atau pupuk hijau dengan dosis 15- 20 ton/ha.
Pupuk buatan untuk jagung hibrida dosisnya 250 kg urea, 100 kg SP-36, 100 kg ZA dan 100 kg KCI. Sedangkan untuk non hibrida dosis pupuk buatannya 250 kg urea, 75- 100 kg SPp-36, dan 50 kg KCI.
Bila menggunakan pupuk hayati hasil bioteknologi E-2001 atua E-138 ada dua alternative dosis yang dipilih. Pertama : 100 kg urea, 50 kg SP 36, 50 kg KCI, dan 1 kg E-2001 atau E-138. Kedua : 1 kg E-2001 atau E-138 dan 100 pupuk NPK Cap Semut dan 100 kg urea.
Pupuk tersebut diberikan tiga kali. Pertama sebagai pupuk dasar. Jika memakai pupuk alam, seluruhnya diberikan pada waktu pengolahan tanah. Kalau pupuk buatan untuk pemupukan jagung hibrida : pupuk dasar yakni 1/3 urea dan seluruh TPS dan KCI diberikan pada saat penanaman. Demikian pula untuk pemupukan jagung non hibrida.

Tabel : 3. Analisis Perbandingan Biaya Pupuk Buatan Disbanding Pupuk E-2001/E-138
Pupuk
Konvensional
Pupuk hayati E 2001/E-138
Kg/ha
Rp.
Alternatif I
Alternatif II
Kg/ha
Rp.
Kg/ha
Rp.
Urea
SP-36
ZA
KCI
PPC
Pupuk E2001/E-138
NPK Cap semut
250
100
100
100
-
-
-
278.570
160.000
100.000
165.000
200.000
-
-
100
50
-
50
-
1 liter
-
111.500
80.000
-
82.500
-
400.000
-
100
-
-
-
-
1 liter
100
111.500
-
-
-
-
400.000
300.000
Jumlah
550
903.750
201
674.000
201
811.500


Pupuk susulan I diberikan pada saat tanaman jagung berumur 3 minggu sertelah tanam. Dosis yang dipakai untuk jagung hibrida 1/3 dari dosis yang yang ditetapkan. Untuk jagung non hibrida 2/3 dari dosis yan di anjurkan.
Pupuk susulan II diberikan pda 5 minggu setelah tanam atau segera setelah keluar malai atau rambut tongkol jagung. Dosisnya 1/3 urea dari dosis total yang ditetapkan. Sedangkan pupuk hayati hasil bioteknlogi E-2001 atau E-138 sebelum diberikan diinkubasi selama 3 hari dalam 100 liter air. Pupuk hasil inkubasi itu diberikan satu hari sebelum tanam.
Penggunaan pupuk hasil bioteknologi E-2001 atau E-138 terbukti mampu meningkatkan produksi sekaligus menurungkan biaya produksi.
Menurut pengalaman, pupuk ini mampu meningkatkan produksi antara 15%- 30% disbanding menggunakan pupuk konvesional. Pupuk ini juga mampu menghemat 50% pemakaian pestisida dan fungisida.

5.1.4.      Pemeliharaan dan pemanenan
Ada beberapa kegiatan pemeliharaan dalam usaha tani jagung. Pertama, penyulaman. Penyulaman dilakukan satu minggu sebelum tanam. Bila dalam tempo waktu itu ada benih jagung yang tak tumbuh maka segera di sulam.
Kedua,penyiangan. Penyiangan dilakukan sesering mungkin. Pada prinsipnya, bila ada gulma yang tumbuh, maka penyiangan perlu dilakukan. Jadi prekuensi penyiangan tergantung pada ada tidaknyagulma yang tumbuh.
Kegiatan lainnya adalah pembumbuan. Kegiatan ini di maksudkan untuk memperkokoh perakaran dan mempermudah penyerapan unsure hara. Pembumbuan dilakukan pada saat tanaman jagung berumur 3- 4 minggu setelah tanam atau bersamaan dengan penyiangan.
Untuk mencegah timbulnya hama dan penyakit, lebih baik dilakukan pencegahan sedini mungkin. Misalnya, menggunakan benih yang tahan penyakit dan menjaga  kebersihan lingkungan tanam.pemakaian pestisida sedapat mungkin di hindari. Sebaiknya, menggunakan teknik pengendalian hama secara terpadu (PHT).
Hama yang berpotensi menyerang tanaman jagung antara lain ulat tanah, lalat bibit, lundi, ulat grayak, penggerek batang, penggerek jagung, penggerek tongkol. Sedangkan penyakit jagung antara lain penyakit bulai, hawar daun, busuk batang, karat, busuk pelepah, dan bercak daun.
Tanaman jagung boleh dipanen bila kelobotnya telah kuning, bijinya telah keras dn mengkilat. Biji jagung bila ditusuk dengan kuku tak berbekas. Kadar airnya 30%- 40%. Umur jagung tergantung pada varietas yang digunakan dan tinggi tempat dari permukaan laut.
Cara panen jagung dilakukan dalam bentuk tongkol berkelobot. Pisahkan jagung yang sehat dan jagung yang teinfeksi hama penyakit. Jagung yang sudah dipisahkan masing- masing masukan kedalam suatu wadah, misalnya karung goni atau bakul.
Agar petani memproleh nilai tambah, maka sebaiknya buah jagung iru diproses terlebih dahulu. Buah jagung tersebut dapat dikeringkan menggunakan sinar matahari atau pakai alat pengering.
Keringkan tongkol jagung tersebut hingga kadar air biji jagung hingga tinggal 18%, biji jagung mudah dipipil. Selanjutnya, jagung pipilan dikeringkan kembali sehingga kadar airnya tinggal 13%  sampai 14%.
Pemipilan jagung bisa dilakukan secara manual, bisa juga dilakukan dengan alat atau mesin. Bila menggunakan mesin pemipil, maka proses pemipilan tidak memerlukan tenaga dan waktu yang banyak. Mesin pemipil jagung yang menggunakan dua oprator dapat memipil jagung hamper 1.300 kg per jam.

5.2.   Meningkatkan Produksi jagung
5.2.1.      Memperluas Area Panen
Untuk meningkatkan hasil produksinya Kelompok Tani Silih Asih mengdakan kerjasama dengan petani lainnya. Dalam hal ini petani yang belum masuk kedalam Kelompok Tani Silih Asih diajak kerja sama untuk menanam jagung, selain itu juga kelompok ini menyewa lahan petani lain.
Tak bisa di pungkiri salah salah satu upaya untuk meningkatkan nilai produksiya adalah memperluas lahan usahanya, semakin luas lahan usaha yang dimiliki maka akan meninggikan hasil produksi.
5.2.2.      Menggunakan Varietas Unggul
Selain perluasan lahan usaha factor lain yang tak kalah penting adalah penggunaan varietas unggul, karena tanpa menggunaan bibit yang baik hasil produksi yang akan di capai tidak akan tercapai, walaupun memiliki lahan yang luas apabila varietas yang di gunakan tidak baik maka hasilnya pun tidak akan maksimal.
Selain menggunaan varietas yang unggul, harus juga di barengi perawatan yang insetif. Perawatan perlu sekali dilakukan, karena akan terhindar dari ganguan-gangguan yang tidak diharapkan.
Varietas unggul jagung hibrida merupakan andalan utama untuk meningkatkan produksi di masa mendatang, itu pula yang dilakukan oleh kelompok tani silih asih, untuk mengembangkan produksinya kelompok ini mengembang kan jegung hibrida NT-10, jenis jagung ini potensi hasilnya lebih tinggi, berdasarkan pengalaman kelompok ini dalam luas 1 hektar dapat menghasilkan > 6-7 ton/ha. Pertumbuhannya lebih seragamdan tahan penyakit.


BAB V
KESIMPULAN

5.1.    Kesimpulan
Jagung merupakan tanaman yang familiar bagi sebagian masyarakat desa sukamaju. Seiring dangan perkemkembangan teknologi,saat ini banyak beredar jenis jagung didaerah desa sukamaju diantaranya varietas hibrida nasional NT_10.
Jagung merupakan tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga atipe akar,yaitu akar seminal,akar asventif dan akar udara. Akar seminal tumbuh dari radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini tumbuh dari buku paling bawah,yaitu sekitar 4 cm di bawah permukaan tanah.sementara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah dekat permukaan tanah. perkembangan akar jagung tergantung dari varietas, kesuburan tanah, dan keadaan air tanah.
Kendala yang di yang di hadapi para petani jagung di desa sukamaju adalah system pengairan yang kurang begitu baik. System pangairan yang di lakukan para petani jagung di desa sukamaju masih di kelola langsung oleh para petani itu sendiri. Walaupun ada dari pihak yang bersangkutan atau dari PSDA tapi hanya sebatas membersihkan saluran air dan tidak mengatur pembagian air pada petani jagung desa sukamaju. Sehingga cara pengairan masih secara tradisional oleh para petani jagung tersebut. Supaya kebutuhan air dapat terpenuhi untuk mengairi sawahnya khususnya tanaman jagung para petani jagung melakukan pengairan mulai dari jam 16.00-03.00 dini hari atau sampai permukaan atas tanah tanah benar-benar tergenang air secara merata.
Untuk meningkatkan produktivitas jagung di desa sukamaju maaka teknologi budi daya yang di terapkan harus benar-benar sesuai dengan yang di anjurkan,termasuk dalam penggunaan pupuk.

5.2.   Saran
Ada beberapa kegiatan pemeliharaan dalam usaha tani jagung. Pertama, penyulaman. Penyulaman dilakukan satu minggu sebelum tanam. Bila dalam tempo waktu itu ada benih jagung yang tak tumbuh maka segera di sulam.
Kedua, penyiangan. Penyiangan dilakukan sesering mungkin. Pada prinsipnya, bila ada gulma yang tumbuh, maka penyiangan perlu dilakukan. Jadi prekuensi penyiangan tergantung pada ada tidaknyagulma yang tumbuh.
Kegiatan lainnya adalah pembumbuan. Kegiatan ini di maksudkan untuk memperkokoh perakaran dan mempermudah penyerapan unsure hara. Pembumbuan dilakukan pada saat tanaman jagung berumur 3- 4 minggu setelah tanam atau bersamaan dengan penyiangan.
Untuk mencegah timbulnya hama dan penyakit, lebih baik dilakukan pencegahan sedini mungkin. Misalnya, menggunakan benih yang tahan penyakit dan menjaga  kebersihan lingkungan tanam.pemakaian pestisida sedapat mungkin di hindari. Sebaiknya, menggunakan teknik pengendalian hama secara terpadu (PHT).
Hama yang berpotensi menyerang tanaman jagung antara lain ulat tanah, lalat bibit, lundi, ulat grayak, penggerek batang, penggerek jagung, penggerek tongkol. Sedangkan penyakit jagung antara lain penyakit bulai, hawar daun, busuk batang, karat, busuk pelepah, dan bercak daun.
Tanaman jagung boleh dipanen bila kelobotnya telah kuning, bijinya telah keras dn mengkilat. Biji jagung bila ditusuk dengan kuku tak berbekas. Kadar airnya 30%- 40%. Umur jagung tergantung pada varietas yang digunakan dan tinggi tempat dari permukaan laut.
Cara panen jagung dilakukan dalam bentuk tongkol berkelobot. Pisahkan jagung yang sehat dan jagung yang teinfeksi hama penyakit. Jagung yang sudah dipisahkan masing- masing masukan kedalam suatu wadah, misalnya karung goni atau bakul.
Agar petani memproleh nilai tambah, maka sebaiknya buah jagung iru diproses terlebih dahulu. Buah jagung tersebut dapat dikeringkan menggunakan sinar matahari atau pakai alat pengering.
Keringkan tongkol jagung tersebut hingga kadar air biji jagung hingga tinggal 18%, biji jagung mudah dipipil. Selanjutnya, jagung pipilan dikeringkan kembali sehingga kadar airnya tinggal 13%  sampai 14%.
Pemipilan jagung bisa dilakukan secara manual, bisa juga dilakukan dengan alat atau mesin. Bila menggunakan mesin pemipil, maka proses pemipilan tidak memerlukan tenaga dan waktu yang banyak. Mesin pemipil jagung yang menggunakan dua oprator dapat memipil jagung hamper 1.300 kg per jam.

DAFTAR PUSTAKA

·         Sudadi Martodireso, Widada Agus Suryanto. 2011, Terobosan Teknologi Pemupukan Dalam era Pertanian Organik, Yogyakarta, pernebit : Kanisius, cetakan ke 7.
·         Ir. Purwono, M.S, Rudi Hartono, S.P. Bertanam Jagung Unggul. 2008, Jakarta, penerbit : Penebar Swadaya, cetakan ke 5.
·         Dr. T. Adisarwanto, Yustina Erni Widyastuti. 2002, Meningkatkan Produksi Jagung Di Lahan kering, Sawah, Dan Pasang Surut. Jakarta, penerbit : PT Penebar Swadaya.


Yuk saling berkomentar memberikan masukan positif...

Post a Comment (0)
Your Ads Here

Ads middle content2

Your Ads Here